Dari psikis merambah ke fisik
Dalam lingkungan
bisnis yang terus bergejolak dan makin kompetitif, ditambah beban kerja yang
terus menghimpit, seorang eksekutif ataupun para professional di zaman modern
ini cenderung menderita gangguan psikosomatik.
Roy
salah satunya. Eksekutif salah satu perusahaan swasta terkenal ini, sudah tiga
bulan merasakan nyut-nyut di kepala. Kaki serta tangannya selalu kesemutan.
Juga ia mudah terkejut dan tersinggung. Badan pun rasanya sering lesu dan
gairah kerja menurun. Namun ketika memeriksa diri ke dokter ternyata kondisi
tubuhnya sehat. Setelah beberapa kali menjalani pemeriksaan, ketahuan
penyakitnya bersumber dari hubungan yang tidak harmonis dengan pemimpinnya
serta beban kerja yang menumpuk. Kegelisahan ini lalu merembet dan menimpa
fisiknya.
Pengalaman
eksekutif muda itu menunjukkan salah satu contoh penderita psikosomatik.
Gangguan ini sebenarnya bersumber pada masalah kejiwaan. Faktor inilah yang
merambat ke otak, kemudian mempengaruhi sistem saraf. Dari sini timbul keluhan
fisik seperti perut kembung, sakit maag, jantung deg-degan, hipertensi, sulit
tidur, dan rematik. Kendati ketika diperiksa ternyata kondisi tubuhnya
sehat-sehat saja.
Penyakit
psikosomatik dapat menerpa setiap orang, tanpa batas usia. Di kalangan
anak-anak gejala ini antara lain bersumber pada hubungan dengan orang tua,
depresi dan disiplin. Gejala pada remaja berpangkal dari krisis masa pubertas,
masalah sekolah, kecemasan masyarakat, kurang popular atau kebimbangan terhadapa
nilai-nilai moral dan agama. Dan pada usia dewasa gejala ini dapat disebabkan krisis
pada tiap fase: Kehidupan rumah tangga, keluarga, pekerjaan dan lingkungan,
kondisi sosial yang berubah secara drastis juga sering menimbulkan gejala
psikosomatik.
Lalu
bagaimana cara mengatasinya? Sebetulnya sederhana saja, yaitu usahanya harus
datang dari penderita sendiri. Jalani saja hiduup dengan lebih santai, tidak
ngoyo dan bersikap terbuka. Dan tak ketinggalan mendekatkan diri pada Sang
Pencipta.
(970306)