Sejauh mata memandang ke arah selatan Lembang Bandung, terlihat
keindahan Patahan Lembang yang membentang sepanjang 22 km dari timur
hingga barat di kawasan Utara kota Bandung. Dengan foreground kawasan
Lembang, susunan-susunan batuan yang menjulang menjadi tebing terlihat
kokoh dan eksotis. Pemandangan yang tidak bisa dilihat dari pusat kota
Bandung itu, bisa dilihat dengan mata telanjang di ketinggian 1587 mdpl
dari Gunung Putri Lembang.
Di atas puncak gunung yang belum banyak dilirik oleh wisatawan ini, kita bisa melihat bukit-bukit yang berjejer lurus dari lereng Gunung Palasari melewati kawasan Maribaya di sebelah timur Lembang, hingga Cisarua-Cimahi di sebelah baratnya. Jejeran bukit batu yang dikenal dengan Patahan Lembang itu bukan hanya eksotis dengan keindahan alamnya, tapi juga kental dengan kekuasaan alam di baliknya.
Dari atas Gunung Putri, jalur Patahan Lembang yang paling jelas terlihat adalah Gunung Batu dengan ketinggian 1.338 mdpl. Tebing batu yang terletak di selatan kawasan Lembang itu merupakan lokasi popular dari Patahan Lembang dan kerap digunakan untuk latihan panjat tebing. Anggota Mahasiswa Pecinta Alam Jantera Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Nusan Mauli Pranata mengatakan Gunung Putri merupakan spot terbaik untuk melihat bentangan Patahan Lembang yang menjulang di kawasan Lembang hingga Cimahi.
“Dari sini (tugu Gunung Putri) akan terlihat jelas garis lurus Patahan Lembang, tebing batu yang unik, kokoh dan penuh misteri di balik proses geologinya,” ujar mahasiswa jurusan Geografi UPI itu.
Selain Patahan Lembang, pemandangan luar biasa lainnya yang nampak dari Gunung Putri yaitu gunung-gunung yang mengitari kawasan Bandung. Dari titik tertinggi di Gunung Putri kita bisa melihat Gunung Bukit Tunggul yang menjulang di sebelah timur. Gunung Manglayang, Gede Pangrango, Gunung Ciremai, Gunung Cikurai, Gunung Tilu dan Gunung Rakutak akan terlihat samar di sebelah selatannya. Sementara di sebelah Barat, Gunung Tangkuban Parahu terlihat gagah bersebelahan dengan Gunung Burangrang.
Walaupun ketinggiannya masih kalah dengan gunung-gunung lain di sekitarnya, namun di titik yang juga berdiri tugu Sespim Polri sejak 1987 itu, kita bisa mengabadikan potret panorama yang tidak kalah indahnya. Apalagi bila kita bisa sampai tugu sebelum matahari terbit,. Hawa dingin Lembang dibalut biasan cahaya mentari yang muncul dari balik Gunung Bukit Tunggul menjadi sensasi tersendiri bagi penikmatnya. Ditambah, di sebelah utara terhampar luas hutan pinus yang menyejukkan mata.
Untuk sampai ke Gunung Putri, dari Bandung mengambil jalur Setiabudi hingga Lembang. Bisa juga menggunakan jalan alternatif lewat Ciumbuleuit atau Dago yang nantinya melewati Punclut, Cijeruk hingga pasar Lembang. Jika mengambil jalur Setiabudi, kondisi jalan lebih padat karena melewati deretan factory outlet dan pusat perbelanjaan.
Sementara, Ciumbuleuit dan Dago, kondisi jalannya agak menanjak dan sempit. Tapi udaranya lebih adem karena banyak pepohonan di kanan kiri jalan. Jika lelah, di sepanjang jalannya berdiri saung-saung yang menjual panganan tradisional Sunda seperti nasi timbel, ayam bakar, ikan goreng, lalapan, sambal, dan lain-lain.
Sesampainya di Pasar Lembang, teruslah ikuti jalan yang mengarah ke Jalan Raya Tangkuban Parahu atau Subang. Itu tidak akan sulit karena tersedia plang petunjuk di sekitar jalan. Ada beberapa jalur yang bisa dilewati untuk sampai ke Gunung Putri. Kita bisa lewat Taman Junghuhn, yang jalan masuknya ada di sebelah kiri jalan sebelum Mesjid Agung Lembang. Atau bisa juga lewat perkampungan Gunung Putri Desa Jayagiri.
Jika lewat kampung Gunung Putri, dari teruslah ambil arah ke Gunung Tangkuban Parahu atau Subang. Sekitar 2,5 km dari perempatan pasar Lembang, setelah jalan menurun dan belokan agak menukik, di sebelah kiri ada jalanan kecil dengan plang Jalan Gunung Putri. Lewat jalan itu kita masuk ke dalam kawasan Kampung Gunung Putri Desa Jayagiri Lembang. Kondisi aspalnya yang rusak dan jalan menanjak menjadi tantangan tersendiri bagi para pendatang.
Untuk sampai ke atas, bisa menggunakan ojeg dengan harga sekitar Rp 10.000-Rp 15.000, atau bisa juga membawa kendaraan sendiri. Terus menanjak ke atas, akan terlihat pemandangan hijau perkebunan. Kawasan kampung Gunung Putri itu merupakan lahan perkebunan dan peternakan. Di sepanjang jalan kita bisa melihat perkebunan kol, waluh, tomat dan jenis sayuran lainnya. Tak sedikit juga kandang-kandang sapi perah di sepanjang jalan.
Menempuh waktu sekitar tiga puluh menit dengan jarak sekitar empat kilometer, kita akan sampai di perbatasan jalan aspal dan berbatu. Dari situ kita bisa memarkirkan kendaraan di warung terdekat dan bersiap hiking ke tugu gunung Putri. Waktu tempuhnya tidak sampai dua puluh menit hingga mencapai tugu atau puncak.
Supaya tidak kelaparan di atas, tak ada salahnya juga membeli cemilan di warung-waung sekitar perkebunan. Di warung, seringkali kita akan bertemu dengan para pelancong yang lainnya, walaupun akan sangat jarang. Karena tak banyak yang tahu lokasi Gunung Putri tersebut, beberapa hanya para pecinta olahraga sepeda, motor cross atau mobil off road dan pegiat alam bebas tertentu.
Andi Natakusuma, 17 tahun, pelajar asal Jakarta yang datang bersama keluarganya di Bandung mengatakan, merasakan hawa sejuk yang tak pernah dia dapatkan di Jakarta. Bahkan pemandangan seperti lahan perkebunan dan deretan pinus tidak pernah dia lihat sama sekali. “Di Jakarta saya tidak bisa menikmati keindahan alam seperti ini, mumpung di Bandung saya ingin hiking lagi ke gunung-gunung kecil di seputaran Lembang,” katanya pada Tempo.
Melanjutkan perjalanan ke atas, akan menghabiskan waktu sekitar dua puluh menit. Sebelumnya kita akan melewati perkebunan dan hutan pinus muda. Karena jalannya agak menanjak dan licin jika hujan turun, sangat dianjurkan untuk menggunakan sepatu atau sandal gunung. Setelah sampai Tugu Sespim Polri Gunung Putri, di titik itu kita bisa menikmati panorama indah Bandung Utara.
Di wilayah dengan morfologi perbukitan itu, kita juga bisa menikmati wangi buah pinus yang bisa bermanfaat untuk refleksi. Selain itu, di Gunung Putri, kita bisa menikmati wisata sejarah yaitu dengan keberadaan Benteng peninggalan kolonial Belanda sejak tahun 1900-an. Hingga kini, Benteng itu masih berdiri kokoh, walaupun dipenuhi lumut dan rumput liar. Selamat menjelajah kawasan utara Bandung.
(TmpBdg)
Di atas puncak gunung yang belum banyak dilirik oleh wisatawan ini, kita bisa melihat bukit-bukit yang berjejer lurus dari lereng Gunung Palasari melewati kawasan Maribaya di sebelah timur Lembang, hingga Cisarua-Cimahi di sebelah baratnya. Jejeran bukit batu yang dikenal dengan Patahan Lembang itu bukan hanya eksotis dengan keindahan alamnya, tapi juga kental dengan kekuasaan alam di baliknya.
Dari atas Gunung Putri, jalur Patahan Lembang yang paling jelas terlihat adalah Gunung Batu dengan ketinggian 1.338 mdpl. Tebing batu yang terletak di selatan kawasan Lembang itu merupakan lokasi popular dari Patahan Lembang dan kerap digunakan untuk latihan panjat tebing. Anggota Mahasiswa Pecinta Alam Jantera Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Nusan Mauli Pranata mengatakan Gunung Putri merupakan spot terbaik untuk melihat bentangan Patahan Lembang yang menjulang di kawasan Lembang hingga Cimahi.
“Dari sini (tugu Gunung Putri) akan terlihat jelas garis lurus Patahan Lembang, tebing batu yang unik, kokoh dan penuh misteri di balik proses geologinya,” ujar mahasiswa jurusan Geografi UPI itu.
Selain Patahan Lembang, pemandangan luar biasa lainnya yang nampak dari Gunung Putri yaitu gunung-gunung yang mengitari kawasan Bandung. Dari titik tertinggi di Gunung Putri kita bisa melihat Gunung Bukit Tunggul yang menjulang di sebelah timur. Gunung Manglayang, Gede Pangrango, Gunung Ciremai, Gunung Cikurai, Gunung Tilu dan Gunung Rakutak akan terlihat samar di sebelah selatannya. Sementara di sebelah Barat, Gunung Tangkuban Parahu terlihat gagah bersebelahan dengan Gunung Burangrang.
Walaupun ketinggiannya masih kalah dengan gunung-gunung lain di sekitarnya, namun di titik yang juga berdiri tugu Sespim Polri sejak 1987 itu, kita bisa mengabadikan potret panorama yang tidak kalah indahnya. Apalagi bila kita bisa sampai tugu sebelum matahari terbit,. Hawa dingin Lembang dibalut biasan cahaya mentari yang muncul dari balik Gunung Bukit Tunggul menjadi sensasi tersendiri bagi penikmatnya. Ditambah, di sebelah utara terhampar luas hutan pinus yang menyejukkan mata.
Untuk sampai ke Gunung Putri, dari Bandung mengambil jalur Setiabudi hingga Lembang. Bisa juga menggunakan jalan alternatif lewat Ciumbuleuit atau Dago yang nantinya melewati Punclut, Cijeruk hingga pasar Lembang. Jika mengambil jalur Setiabudi, kondisi jalan lebih padat karena melewati deretan factory outlet dan pusat perbelanjaan.
Sementara, Ciumbuleuit dan Dago, kondisi jalannya agak menanjak dan sempit. Tapi udaranya lebih adem karena banyak pepohonan di kanan kiri jalan. Jika lelah, di sepanjang jalannya berdiri saung-saung yang menjual panganan tradisional Sunda seperti nasi timbel, ayam bakar, ikan goreng, lalapan, sambal, dan lain-lain.
Sesampainya di Pasar Lembang, teruslah ikuti jalan yang mengarah ke Jalan Raya Tangkuban Parahu atau Subang. Itu tidak akan sulit karena tersedia plang petunjuk di sekitar jalan. Ada beberapa jalur yang bisa dilewati untuk sampai ke Gunung Putri. Kita bisa lewat Taman Junghuhn, yang jalan masuknya ada di sebelah kiri jalan sebelum Mesjid Agung Lembang. Atau bisa juga lewat perkampungan Gunung Putri Desa Jayagiri.
Jika lewat kampung Gunung Putri, dari teruslah ambil arah ke Gunung Tangkuban Parahu atau Subang. Sekitar 2,5 km dari perempatan pasar Lembang, setelah jalan menurun dan belokan agak menukik, di sebelah kiri ada jalanan kecil dengan plang Jalan Gunung Putri. Lewat jalan itu kita masuk ke dalam kawasan Kampung Gunung Putri Desa Jayagiri Lembang. Kondisi aspalnya yang rusak dan jalan menanjak menjadi tantangan tersendiri bagi para pendatang.
Untuk sampai ke atas, bisa menggunakan ojeg dengan harga sekitar Rp 10.000-Rp 15.000, atau bisa juga membawa kendaraan sendiri. Terus menanjak ke atas, akan terlihat pemandangan hijau perkebunan. Kawasan kampung Gunung Putri itu merupakan lahan perkebunan dan peternakan. Di sepanjang jalan kita bisa melihat perkebunan kol, waluh, tomat dan jenis sayuran lainnya. Tak sedikit juga kandang-kandang sapi perah di sepanjang jalan.
Menempuh waktu sekitar tiga puluh menit dengan jarak sekitar empat kilometer, kita akan sampai di perbatasan jalan aspal dan berbatu. Dari situ kita bisa memarkirkan kendaraan di warung terdekat dan bersiap hiking ke tugu gunung Putri. Waktu tempuhnya tidak sampai dua puluh menit hingga mencapai tugu atau puncak.
Supaya tidak kelaparan di atas, tak ada salahnya juga membeli cemilan di warung-waung sekitar perkebunan. Di warung, seringkali kita akan bertemu dengan para pelancong yang lainnya, walaupun akan sangat jarang. Karena tak banyak yang tahu lokasi Gunung Putri tersebut, beberapa hanya para pecinta olahraga sepeda, motor cross atau mobil off road dan pegiat alam bebas tertentu.
Andi Natakusuma, 17 tahun, pelajar asal Jakarta yang datang bersama keluarganya di Bandung mengatakan, merasakan hawa sejuk yang tak pernah dia dapatkan di Jakarta. Bahkan pemandangan seperti lahan perkebunan dan deretan pinus tidak pernah dia lihat sama sekali. “Di Jakarta saya tidak bisa menikmati keindahan alam seperti ini, mumpung di Bandung saya ingin hiking lagi ke gunung-gunung kecil di seputaran Lembang,” katanya pada Tempo.
Melanjutkan perjalanan ke atas, akan menghabiskan waktu sekitar dua puluh menit. Sebelumnya kita akan melewati perkebunan dan hutan pinus muda. Karena jalannya agak menanjak dan licin jika hujan turun, sangat dianjurkan untuk menggunakan sepatu atau sandal gunung. Setelah sampai Tugu Sespim Polri Gunung Putri, di titik itu kita bisa menikmati panorama indah Bandung Utara.
Di wilayah dengan morfologi perbukitan itu, kita juga bisa menikmati wangi buah pinus yang bisa bermanfaat untuk refleksi. Selain itu, di Gunung Putri, kita bisa menikmati wisata sejarah yaitu dengan keberadaan Benteng peninggalan kolonial Belanda sejak tahun 1900-an. Hingga kini, Benteng itu masih berdiri kokoh, walaupun dipenuhi lumut dan rumput liar. Selamat menjelajah kawasan utara Bandung.
No comments:
Post a Comment